Kelarin urusan, hindari 4 hal ini


Sumber foto : Koleksi pribadi Andi Zuhaerini

Bahkan saat masak pun, kita butuh persiapan dahulu. Sesimpel menetapkan apa yang akan di masak, mempersiapkan bahan atau beranjak belanja bahan makanan ke pasar, menyiapkan bahan-bahan seperti mencuci, memotong lalu akhirnya menjadi sebuah menu masakan. Enak ? Iya hahahaha

Sama halnya dengan masakan, demikian urusan lain dalam keseharian kita. Dalam banyak hal (introspeksi diri sendiri), kita sering terlampau ingin segera sampai di tujuan. Namun sangat mentah dalam persiapan sehingga tak jarang apa-apa yang kita lakukan berjalan begitu saja tanpa esensi. Syukur-syukur bila yang diinginkan tercapai, nah bagaimana bila sebaliknya ?
Bahkan yang telah dipersiapkan sematang (itu menurut kacamata kita sebagai manusia) apapun, seringkali tak sampai pada labuhan harapan kita. Membuat saya ingat cerita 6 tahun lalu, ini pengalaman pribadi saat harus menerima ketidaklulusan masuk PTN. Saat itu, saya begitu berambisi menjadi seorang dokter. Setahun sebelum mengikuti tes telah kupersiapkan ini dan itu. Namun bukan yang kunantikan. Semua persiapan rasanya menguap tak tertahankan. Berlalu begitu saja. Namun apa itu menjadi sebuah penyesalan ? Tentu tidak. Itu adalah harga yang harus kutebus untuk mendapatkan sedikit ilmu hidup di muka bumi ini.

Nah, secara umum terhadap apapun itu, persiapkan dengan baik dan hindari hal-hal berikut ini :

1. Niat yang salah di awal

Terhadap apapun itu, niat tentu sangat perlu untuk kita kaji berulang kali. Memangnya kenapa sih ? Tentunya semua amalan itu tergantung pada niat kita kan. Niat yang menjadi sebab kita berjalan menuju tujuan yang akan menjadi akibat kita sampai atau tidak pada tujuan tersebut.
Niat yang baik, sudah barang tentu pada kebaikan. Karena hanya kebaikan balasan dari kebaikan. Dan niat buruk sudah barang tentu bukanlah sebuah pilihan.

2. Menunda untuk memulai

Keputusan untuk memulai apa yang akan diselesaikan bukan perkara mudah. Tak jarang sebuah urusan hanya menjadi niat-an di hati, bahan pemikiran di otak karena ga pernah ingin di mulai. Menunda. Memang berat yaa. Ga mudah. Namun, ini tentang bagaimana kita bertanggung jawab atas pilihan yang sudah kita pilih. Seberapa malas kita memulainya akan berbanding lurus dengan seberapa ukuran pencapaian. Eh tapi katanya orang malas, cerdas gitu yaa kata orang banyak. Bahkan sebuah IT company dalam hiring karyawannya lebih memilih calon karyawan yang malas sebab orang malas bisa lebih efektif dalam bekerja. Hahahahaha iyaa, orang malas memang punya sejuta cara meringkas proses yang seringkali dibuat riweh oleh orang lain. So, mulai dari sekarang. Kalau bukan sekarang, nunggu kapan ?

3. Tidak fokus

Seringkali segudang aktivitas membuat fokus jadi buyar sehingga urusan yang sedari awal telah dimatangkan konsepnya, semudahnya lidah tanpa permisi ke plan kita, tunda aja dulu deh. Kan masih bisa besok hehehehe kebiasaan saya banget ini. Di tulisan nanti, semoga bisa bahas mengenai urusan yang lebih spesifik yaa. Sesimpel gimana menaklukkan skripsi hahahaha * boleh kan yaa,
Di tulisan kali ini ga papa ya bahas kulit-kulitnya aja dulu. 😬🙏

4. Salah prioritas

Poin ini sebenarnya berkaitan dengan poin sebelumnya, dengan segudang aktivitas harian yang kita juga dipertemukan dengan urusan yang juga harus selesai, saatnyalah tiba untuk kita menetapkan skala prioritas. Paramaternya berdasarkan se-urgen apa urusan tersebut, bisa juga berdasarkan pada tingkat kerumitannya. Perihal paramternya fleksibel aja sih, tergantung dari kita-nya kan. Yang paling tau kan kita sendiri. Intinya, bila bisa berjalan paralel, kenapa tidak? hehe ayo lebih produktif.

So, tunggu apa lagi. Sudahkah kita mencapai progress hari ini ? 😀



Komentar

Postingan Populer