5 Tips Hadapi Depresi




Sumber foto : Koleksi pribadi Andi Zuhaerini

"Mental illnesses are a thing. They are real. And we need to talk about them." (Anonymous)

Seringkali, terhadap sesuatu yang nyaris meledakkan isi kepala cuma butuh untuk di dengarkan sepenuh hati oleh dia yang kau rasa bisa menjadimu. Menjadimu merasa tenang walau dia hanya diam membisu. Menjadimu merasa ada dan berarti walau dia hanya diam terpaku. Menjadimu berharga walau dia sebenarnya tidak pernah bisa menyelesaikan apapun terhadapmu, karena memang bukan porsinya. Namun ini tentang bagaimana rasanya menjadi lebih berharga setelah dirimu didengarkan. Mari kita sebut dia sebagai sandaran hati yaa. 

Setiap orang di muka bumi ini, membawa masalahnya sendiri. Ada yang bisa sekuat karang memendam, ada juga yang bisa seperti rempeyek. Setiap orang menjalani prosesnya masing-masing, ada yang beres seketika meski berurusan dengan dirinya sendiri. Namun ada juga yang butuh melibatkan dia yang menjadi sandaran hatinya. Karena memang ga semua orang mampu mendem isi kepalanya sendiri. 


Ada masa dimana bibir ini ingin sekali bercerita dan itu manusiawi menurutku sebagai umat manusia di muka bumi ini. Bercerita atas semuanya yang menyesakkan dada, sesederhana itu sebenarnya sehingga ada rasa yang menjadi akibat darinya. Rasa lebih dihargai tepatnya. Sebab seringkali sekelumit masalah menjadikan diri layaknya hidup tanpa esensi. Kamu yang udah hidup di masa usia ini 20 tahun-an seperti saya, pasti sudah tahu betul berhadapan dengan kerikil-kerikil masalah. Ada yang memerlukan sandaran hatinya untuk bercerita, ada juga yang dicukupkan dengan dirinya sendiri seperti yang telah kusebutkan sebelumnya. 


Saya teringat dengan tema hari kesehatan dunia tahun ini (FYI, hari kesehatan dunia diperingati pada tanggal 7 April setiap tahunnya). Sudah pada tahu kan tema-nya kemarin ? Depression: Lets Talk'. Yup. Diangkatnya tema tersebut bukan tanpa alasan. Faktanya dari UNICEF Indonesia, depresi telah menjadi masalah serius yang terjadi di tingkat global, termasuk Indonesia. Diperkirakan, sekitar 300 juta orang di dunia mengalami depresi. Kementrian Kesehatan pun merilis sebuah fakta yang perlu diketahui, bahwa depresi yang berlarut-larut dan tidak ditangani, dapat mengantarkan pada tindakan bunuh diri. Hampir 800.000 kematian akibat bunuh diri terjadi setiap tahun terjadi di dunia atau dengan kata lain setiap 40 detik, seorang meninggal karena bunuh diri. 


Depresi dapat dialami semua kelompok usia, namun mereka yang berada dalam usia produktif lebih rentan mengalami depresi, termasuk perempuan (terutama setelah melahirkan). Depresi merupakan gangguan kesehatan mental yang berdampak pada kondisi kesehatan fisik secara keseluruhan. Pada ibu, gangguan ini tidak hanya mempengaruhi diri sendiri melainkan juga bisa mempengaruhi kondisi anak dan anggota keluarga lainnya. Demikian halnya bagi yang belum menjadi ibu, para perempuan di luar sana yang mengalami depresi pun akan memengaruhi sekitarnya, sesimpel pekerjaan jadi ga terurus, nafsu makan amburadul, rasa tidak ingin mandi, pasangan jadi dicuekin dan masih banyak dampak lainnya hihihi


Berdasar pada fakta di atas, memang ini masalah yang cukup serius sehingga sangat perlu bagi kita mengantisipasi, apakah saya juga tengah mengalami depresi ? atau hanya tengah dilanda PMS yang wadidaw atau baperan ga jelas karena cemburuan sama pasangan hahahahaha

Nah, untuk mengetahui seseorang mengalami depresi atau tidak, bisa dilihat dari gejala umum yang tampak, antara lain: gangguan tidur, perubahan nafsu makan, perasaan bersalah dan merasa tidak berguna, serta perasaan ingin menyakiti diri sendiri.

Apakah kamu mengalaminya ? Sesimpel deretan kalimat di atas, namun rasanya luar biasa. Luar biasa ga enak. Ga menyakitkan sih seperti sakitnya disuntik atau digigit semut. Hanya saja ini sesuatu yang abstrak, ga bisa diselesaikan hanya dengan bawa perban sama betadin habis itu sembuh. Ga sama sekali. So, apa yang harus dilakukan ? 
Berikut 5 tips hadapi depresi. Hmm selain curhat dengan sandaran hati yaa, tips berikut juga bisa dibilang murni sharing dari pengalamanku yang pernah mengalami depresi, ambil aja yang sepenerimanya kamu yaa. 

1. Meningkatkan porsi ibadah

Halah, judulnya sepele banget sih ya. Meningkatkan porsi ibadah. Eh tapi jangan salah loh yaa, ini wujud kita sebagai hambah kepada sang pemilik semuanya di dunia ini untuk meminta kejelasan hidup agar diberikan kedamaian hati, ketenangan jiwa, ketentraman. Sesimpel menambah jumlah bacaan Al-Qur'an serta mentadabburi, memperbanyak sujud, sedekah ataupun yang lainnya. Semampu kita-nya yaa. 

2. Bersibuk dengan hobi

Nah, untuk yang satu ini sayapun tengah belajar ke arah sana. Akhir-akhir ini sering melakukan refleksi dengan diri sendiri, sering bertanya-tanya, mengapa hobi ini sudah lama saya ga lakuin yaa. Sesimpel menulis di blog atau menikmati permainan bulutangkis di TV hahahahaha
Kalau kamu, hobinya apa ? Sharing dong..
Hobi adalah hal yang penerimaannya kita itu selalu menyenangkan. Membuat bahagia, dilakukan dengan kerelaan diri sendiri. Bukan kah itu bisa menjadi obat buat diri sendiri?

3. Bersibuk dengan pekerjaan rumah 

Sama seperti hobi, pekerjaan rumah seperti masak, menyapu, mencuci pakaian kalau menurut versinya aku sangat-sangat membantu mengurangi mumetnya masalah yaa. Sesimpel mencuci piring aja yang kira-kira butuh waktu 10-20 menit atau lebih, sebenarnya disitu momen buat kita bisa merefleksikan diri kita dengan dunia ini. Coba deh, semisal kamu nanyain aja, ngomong sama diri sendiri. Tanyain aja, ada apa sih dengan saya ? Kenapa sih saya harus begini ? Apa saya harus begini terus ? Sampai kapan saya begini terus ? Itu baru momen mencuci piring yaa. Belum lagi pekerjaan rumah lainnya. Awalnya memang berat yaa, sebab saat kita dirundung mumetnya masalah cenderung lebih mager dari biasanya. hehehe selain bisa membakar sedikit kalori, yaa paling tidak kita terus bergerak dan tidak meratapi masalah di pojokan kamar seorang diri.

4. Berkumpul

Sendiri seringkali membuat nyaman, karena setiap orang memang butuh ruang untuk dirinya sendiri. Namun di saat dalam rundungan masalah, cobalah keluar dari kesendirian dan temui banyak orang. Sesimpel temui temanmu di masa kecil, mencari teman baru dll. Kalau dari aku sih, temui mereka yang ga biasa kamu temui sebelumnya hahahahaha Mengapa ? Karena setiap pertemuan punya historinya sendiri supaya kita bisa melihat dunia ini dengan lebih banyak warna. Silakan coba dan rasakan. hihihi

5. Ingat tentang putus usia

Pernah ga kita mikirin ini, sebentar aja.. ingat tentang gimananya kita setelah putus usia nanti ? Kita ingin dikenang sebagai apa sih ? Akan tetapi apa yang telah kita lakukan saat ini ? Bilamana kita akan mengakhiri larut dalam masalah ? Ayo mencari hal yang produktif agar bisa menjadi yang bermanfaat, menjadi terbaik dari yang baik-baik, menjadi penyebar kebaikan. 

Gimana temans, semoga tulisan kali ini bermanfaat. Mari menjadi lebih baik. 😙




Komentar

Postingan Populer